Miasma,-secondary,-dark-bg

Kontroversi dan Isu yang Sempat Menerpa Komunitas Valorant

Makin populer suatu game, makin tinggi kemungkinan terjadi kontroversi, isu, atau drama di kalangan komunitas penggemarnya. Mulai dari perilaku toxic, komentar pedas, hingga tuduhan melakukan kecurangan dalam turnamen belum bisa benar-benar dihindari. Hal ini makin rentan terjadi di komunitas game e-sport seperti Valorant. Berikut beberapa kontroversi dan isu yang sempat menempa komunitas dari game yang dirilis pada 2020 ini.

Komunitas Valorant

Gelar “Komunitas Paling Toxic

Pada tahun 2021, beberapa media asing seperti NME dan AFKgaming menyebut Valorant memiliki komunitas paling toxic. Tuduhan ini sendiri bukan tanpa dasar karena berasal dari survei yang diadakan oleh Anti-Defamation League. Berdasarkan hasil survey, 79% pemain Valorant pernah mengalami perundungan ketika bermain.

Besarnya persentase perundungan ini membuat 42% responden menyebutkan bahwa mereka menjadi lebih berhati-hati atau malah berhenti bermain. Artinya, hampir separuh jumlah pemain aktif berkurang pada tahun 2021 karena perilaku pemain lain yang toxic dan kurang sopan.

Angka ini sebenarnya cukup mengkhawatirkan, mengingat pada saat itu game e-sport ini baru seumur jagung. Akan tetapi, Riot Games selaku pengembang dan publisher tidak tinggal diam. Riot merilis sebuah artikel pada 2022 silam yang berisi tindakan apa saja yang disiapkan untuk memastikan setiap player dapat bermain dengan nyaman.

Komentar Pedas Hiko Berujung Klarifikasi

Spencer Martin, seorang streamer yang dikenal dengan nick “Hiko”, menuai kontroversi saat sedang streaming game Counter Strike. Hiko berkata bahwa ia mungkin akan kembali ke skena kompetitif CS setelah CS 2 rilis. Ia juga menyebutkan bahwa komunitas CS lebih baik dan menyebut komunitas Valorant sebagai “cringe”.

Komentar Hiko lantas menyulut kemarahan komunitas Valorant, terutama di subreddit r/ValorantCompetitive. Menyadari dampak buruk ucapannya, Hiko melakukan klarifikasi melalui cuitan di akun pribadinya @Hiko. Ia menyebut bahwa baik Valo maupun CS—dan game-game lainnya—memiliki sisi buruk dalam komunitasnya. Lebih jauh lagi, Hiko juga menulis klarifikasinya melalui sebuah komentar di sebuah postingan di subreddit r/ValorantCompetitive.

Sebagai konteks, Hiko adalah veteran CS:GO yang kemudian pindah ke Valorant. Selama kariernya di game besutan Riot itu, Hiko berhasil menjuarai VCT Challengers dan NA First Strike bersama tim 100 Thieves. Pada 2022, Hiko pensiun sebagai pro-player untuk fokus menjadi streamer.

Kontroversi M80 vs The Union

Kontroversi ini tergolong masih baru, mengingat kejadian ini terjadi selama gelaran VALORANT Challengers Ascension 2023: Americas. Turnamen ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh fans. Pasalnya, dua tim besar, M80 dan The Union, akan saling berhadapan di laga pertama Group A. Sebagai catatan, M80 adalah tim nomor satu di Amerika Utara, sementara The Union adalah tim nomor satu di Brasil.

Para fans berharap The Union akan kalah, mengingat beberapa pro-player tim ini pernah terlibat dalam skandal yang serius. Sebut saja skandal kekerasan yang dialami mantan kekasih NTK yang berujung pada penangkapan pemain The Union tersebut. Skandal lainnya adalah kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh anggota tim lainnya, Pank.

Sayangnya, The Union berhasil mengalahkan M80 dengan skor akhir 2-0. Tidak hanya itu, The Union juga berhasil keluar sebagai juara grup setelah mengalahkan FUSION dengan skor 2-0. Langkah The Union di Ascencion Americas 2023 harus berhenti setelah dikalahkan The Guard di babak final Upper Bracket dan dalam laga “rematch” melawan M80 di babak final Lower Bracket.

Petisi untuk Para Pemain “The Guard”

Setelah menjuarai VALORANT Challengers Ascension 2023: Americas pada bulan Juli kemarin, banyak fans menunggu kiprah selanjutnya dari tim asal Amerika Utara ini. Akan tetapi, Riot Games mengumumkan pada 29 Agustus lalu bahwa The Guard tidak akan bermain di VCT Americas 2024 setelah gagal menyerahkan berkas berkas yang diperlukan sebelum batas waktu yang ditentukan.

Dalam keterangan resminya, Riot Games menyebutkan bahwa VCT Americas hanya akan diikuti oleh 10 tim. Artinya, tempat yang seharusnya diisi oleh The Guard juga dibiarkan kosong. Keputusan ini memicu pertanyaan dari pihak fans; daripada dibiarkan kosong, mengapa spot The Guard tidak diisi oleh M80 selaku runner up VCT Americas 2023?

Keputusan Riot memicu para fans untuk membuat sebuah petisi yang isinya menuntut Riot untuk membolehkan member The Guard bermain di VCT Americas 2024 di bawah naungan tim lain. Sampai artikel ini ditulis, petisi ini sudah menngumpulkan lebih dari 11.000 tanda tangan. Belum ada komentar lanjutan dari pihak Riot mengenai petisi ini.

Penutup

Setiap komunitas game tidak akan bisa benar-benar lepas dari drama dan kontroversi. Makin besar popularitas game, makin besar juga komunitasnya, dan makin besar pula risiko terjadi gesekan di dalam komunitas. Sebagai judul e-sport yang tergolong baru, Valorant dengan komunitasnya yang cukup besar juga tidak bisa lepas dari drama dan kontroversi. Untuk menanggulanginya, dibutuhkan kerja sama positif antara komunitas dengan pihak pengembang atau publisher.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Sign up our newsletter to get update, promotions and news.