Game Valorant merupakan salah satu game esport yang sedang naik daun belakangan ini. Riot Games, pembuat valorant, menggabungkan elemen first-person shooter (FPS) 5 vs 5 dengan dengan elemen fiksi ilmiah. Pemain bisa memilih berbagai karakter untuk dimainkan dalam satu tim dengan pemain lain untuk melawan tim lainnya secara online.
Valorant sendiri bukan satu-satunya game yang dikembangkan oleh Riot Games dan bukan pula game terakhir yang dirilis. Sebelum era Valorant, Riot Games sudah lebih dahulu merilis League of Legends (LoL) dan game-game lain yang masih berkaitan dengan dunia dan lore dari LoL.
Riot Games sebagai pembuat valorant, kini juga sedang mengembangkan setidaknya empat proyek game—semuanya masih berkaitan dengan LoL. Lantas apa saja game-game tersebut?
League of Legends
League of Legends atau LoL adalah game pertama yang dirilis oleh Riot Games. Selain itu, LoL juga merupakan salah satu pionir dalam genre MOBA (multiplayer online battle arena). Game yang dirilis pada 27 Oktober 2009 ini menggunakan elemen-elemen gameplay yang biasa kita temukan di game MOBA lainnya seperti pertempuran PvP 5v5, karakter champion yang bisa dipilih untuk dimainkan, dan peta yang terdiri dari 3 lini atau lane.
Popularitas League of Legends membuat Riot Games mengembangkan IP ini ke dalam berbagai medium. Pada Oktober 2020, Riot merilis League of Legends: Wild Rift yang merupakan versi mobile dari LoL. Wild Rift masih menggunakan gameplay dan champions yang sama dengan LoL versi PC, namun grafik dan aspek teknis lain sudah disesuaikan agar bisa dimainkan di device berbasis Android dan iOS dengan lancar.
Di luar game, LoL identik dengan girl group virtual K/DA yang melakukan debut pada 3 November 2018 dengan single “POP/STARS”. K/DA merilis EP pertama mereka yang bertajuk “All Out” pada 6 November 2020.
Member utama K/DA terdiri dari empat karakter LoL, yaitu Ahri, Akali, Evelynn, dan Kai’sa. Beberapa penyanyi internasional digaet oleh Riot Games untuk mengisi suara menyanyi para member K/DA:
- Ahri disuarakan oleh Miyeon dari girlband (G)I-DLE
- Akali disuarakan oleh Soyeon dari girlband (G)I-DLE
- Evelynn disuarakan oleh Madison Beer dan Bea Miller (The Baddest)
- Kai’sa disuarakan oleh Jaira Burns dan Wolftyla (The Baddest)
Legends of Runeterra
Melihat popularitas League of Legends di kalangan gamers, pembuat game Valorant Riot Games pun mengembangkan dunia dan lore dalam LoL, salah satunya dengan merilis Legends of Runeterra. Game ini dirilis untuk platform PC dan mobile (Android dan iOS) pada 30 April 2020.
Meskipun berbasis pada dunia dan lore yang sama dengan League of Legends, Legends of Runeterra memiliki genre yang berbeda. Jika LoL merupakan sebuah game bergenre MOBA, Runeterra memiliki genre digital collectible card game (DCCG). Dengan kata lain, Runeterra memiliki genre yang sama dengan game-game seperti Hearthstone, Marvel Snap, dan Triple Triad.
Gameplay Runeterra sendiri menggabungkan elemen-elemen dari beberapa game, khususnya dari game MOBA seperti LoL dan Dota serta dari game-game CCG lain seperti Magic: The Gathering dan Hearthstone. Dalam setiap match, pemain menggunakan dek kartu miliknya untuk memanggil karakter, monster, atau menggunakan mantra untuk mengalahkan pemain lawan.
Teamfight Tactics
Sebelum League of Legends: Wild Rift dan Legends of Runeterra dirilis pada 2020, IP League of Legends sudah lebih dahulu dikembangkan oleh Riot Games menjadi Teamfight Tactics. Ketika diluncurkan pada pertama kali pada Juni 2019, Teamfight Tactics hanya berupa mode permainan yang bisa dipilih di game utama LoL saja.
Barulah pada bulan Maret 2020 Riot Games juga merilis Teamfight Tactics sebagai game sendiri untuk platform Android dan iOS. Berbeda dengan game utama dan spin off LoL lainnya, Teamfight Tactics adalah sebuah game dengan genre auto battler.
Pemain harus menyusun tim yang kemudian akan bertarung dengan tim lawan tanpa input dari pemain. Pemain bisa memilih berbagai karakter LoL untuk bertempur melawan tim lawan dalam arena PvP.
Pemain benar-benar harus memperhatikan komposisi hingga kekuatan dan kelemahan tim sendiri maupun tim lawan. Hal ini karena setelah pertandingan dimulai, pemain tidak bisa memasukkan input atau perintah apapun kepada tim yang disusun.
Dalam Pengembangan
Selain game Valorant, League of Legends, Legends of Runeterra, dan Teamfight Tactics, Riot Games juga dilaporkan sedang mengerjakan setidaknya empat proyek game baru. Dari keempat proyek ini, tiga diantaranya dikabarkan merupakan pengembangan lebih lanjut dari IP LoL, sedangkan satu lagi merupakan game simulasi manajemen tim esport. Keempat proyek itu adalah:
- LoL Esports Manager – perilisannya masih tertunda setelah diundur dari 2020.
- Project L – game fighting dari seri LoL.
- Project F – game ARPG hack-and-slash dari seri LoL.
- Proyek game MMORPG dari dunia LoL.
Apakah kamu tertarik untuk memainkan para saudara game Valorant ini?