Miasma,-secondary,-dark-bg

Menelusuri Pengalaman Pemain Overwatch dan Kritik terhadap Game

Sejak dirilis ke publik pada tahun 2016, Overwatch masih terus dimainkan sampai sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa permainan ini masih diminati dan bisa terus berkembang. Di balik kesuksesan game bertahan selama delapan tahun terakhir, menarik pula mencermati pengalaman pemain Overwatch dan kritik yang pernah diutarakan.

Pemain Overwatch

Perjalanan Game Overwatch

Perjalanan Overwatch dimulai pada tahun 2014 ketika Blizzard Entertainment mengumumkan inovasi baru permainan tembak-menembak tim yang mereka kembangkan. Permainan ini pun akhirnya benar-benar dirilis ke publik pada Mei 2016.

Begitu dirilis, Overwatch segera mendapatkan popularitas besar di kalangan pemain dan kritikus. Game ini dinilai sebagai permainan First Person Shooter (FPS) yang menonjolkan gaya permainan yang unik, karakter-karakter yang beragam, dan desain visual yang menarik.

Overwatch menarik perhatian sebagai permainan yang menawarkan pengalaman tim yang kuat. Di dalamnya, terdapat banyak pilihan hero dengan kemampuan unik masing-masing. Agar dapat berhasil dalam permainan ini, diperlukan kerja sama tim yang efektif dan efisien. 

Di samping itu, alur cerita di dalam game juga merupakan faktor penarik yang sukses membuat pemain Overwatch tetap loyal pada permainan ini. Blizzard pun terus mengembangkan alur cerita secara mendalam melalui komik, film animasi, dan event.

Seiring dengan melejitnya popularitasnya Overwatch, game ini pun dinobatkan sebagai salah satu cabang utama dalam dunia eSports. Pada tahun 2018, Blizzard meluncurkan Overwatch League (OWL).

OWL merupakan liga profesional global yang menampilkan tim-tim Overwatch dari berbagai kota di seluruh dunia. Turnamen ini pun membawa Overwatch ke level baru dalam kompetisi eSports. Popularitasnya memicu produksi berkualitas tinggi di berbagai industri terkait dan memunculkan beragam model bisnis yang menarik.

Namun, perjalanan Overwatch tidak sepenuhnya lancar. Seiring waktu, terdapat kritik-kritik pedas yang merepresentasikan kekecewaan sebagian pemain Overwatch. Blizzard pun terus berupaya untuk mengatasinya melalui pembaruan perangkat lunak secara teratur. Selain itu, umpan balik dari komunitas senantiasa diperhatikan.

Saat ini, Overwatch tetap menjadi salah satu permainan populer yang memiliki jutaan pemain aktif dan komunitas yang bersemangat. Dengan rencana pengembangan dan dukungan terus-menerus dari Blizzard Entertainment, perjalanan Overwatch masih terus berlanjut dengan potensi besar di dunia eSports.

Kritik-Kritik dan Respons untuk Overwatch

Secara umum, Overwatch mendapatkan respons yang positif dari kalangan gamers. Latar belakang ceritanya yang menarik membuat permainan tembak-tembakan ini lain dari permainan sejenis dan terus membuat penasaran. Penambahan karakter baru secara berkala juga makin membuat pemain ingin terus bermain.

Hanya saja, tiada gading yang tak retak. Tetap saja ada kritik yang muncul untuk Overwatch yang diperoleh dari pengalaman pemain. Berikut inilah beberapa poin kritik yang pernah disampaikan pemain Overwatch.

  1. Keseimbangan Gameplay

Salah satu kritik utama adalah masalah keseimbangan kemampuan hero di permainan. Beberapa pahlawan dianggap terlalu kuat atau terlalu lemah. Hal tersebut dapat menghasilkan pengalaman permainan yang tidak seimbang.

  1. Komunikasi Tim yang Terbatas

Meskipun Overwatch adalah permainan tim, sistem komunikasi bawaan game terkadang tidak memadai untuk mewujudkan koordinasi tim yang baik. Kekurangan ini makin terasa, terutama dalam pertandingan dengan pemain acak.

  1. Pemain yang Toksik

Seperti umumnya permainan daring, Overwatch pun tidak bisa selalu menyaring perilaku pemainnya. Alhasil, sebagian pemain yang toksik bisa saja muncul ketika permainan berlangsung. Tentunya, keberadaan pemain-pemain toksik dapat merusak pengalaman permainan serta menyulitkan proses pembuatan komunitas yang ramah.

  1. Kurangnya Konten untuk Pemain Solo

Bagi pemain yang lebih suka bermain sendirian, Overwatch mungkin terasa kurang memuaskan. Sebabnya, permainan ini memang lebih banyak dibuat untuk mode tim yang mengharuskan koordinasi. Blizzard Entertainment tidak terlalu banyak menyediakan mode permainan untuk pemain solo.

  1. Pembaruan Konten yang Tidak Konsisten

Beberapa pemain Overwatch mengkritik Blizzard atas inkonsistensi pembaruan permainan. Terkadang game diperbarui setelah jangka waktu yang lama. Namun adakalanya, permainan diperbarui dalam jeda waktu yang lebih cepat dari biasanya. Sebagian pemain menganggap hal ini terasa mengganggu.

Blizzard Entertainment sendiri, sebagai produsen, telah berusaha memperbaiki beberapa permasalahan di atas. Mereka mengupayakan pembaharuan yang lebih teratur serta mau mendengar umpan balik dari komunitas.

Menelusuri Pengalaman Pemain Overwatch

Overwatch menyediakan mode permainan tim PvP atau Player versus Player. Ketika mengumumkan rencana akan rilis Overwatch 2, Blizzard menjanjikan tersedianya mode PvE atau pemain melawan bot. Hal ini menjadi sebuah proyek yang ambisius karena menunjukkan tingkat kepercayaan Blizzard terhadap cerita yang akan ditawarkan.

Sayangnya, setelah menunggu empat tahun, pemain harus menelan kekecewaan karena Blizzard membatalkan rilis mode permainan tersebut. Kekecewaan pemain bertambah karena menurunnya kualitas Overwatch 2 dibandingkan dengan versi sebelumnya. Untungnya, karakter Illari pada Overwatch 2 dapat meredam kekecewaan tersebut. Illari memberikan dukungan healing kepada rekan satu tim dan memberikan damage kepada musuh.

Blizzard Entertainment sendiri menjelaskan bahwa proyek PvE mungkin akan tetap ada, hanya saja belum bisa terwujud saat rilis Overwatch 2. Sembari menunggu realisasinya, Blizzard berharap pemain Overwatch bisa cukup terpuaskan dengan pengembangan-pengembangan Overwatch terkini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Sign up our newsletter to get update, promotions and news.