Untuk kamu yang aktif bermain game, terutama di PC, sudah pasti kamu sudah tidak asing dengan istilah mod, modding, atau modder. Hampir semua game yang dirilis di platform PC memiliki mod sendiri, entah untuk merubah tampilan senjata, kostum, dan lain-lain.
Sebagai seri game dengan fanbase yang besar dan loyal, seri game Call of Duty pun memiliki komunitas modding sendiri. Komunitas modding inilah yang menjaga napas kehidupan seri COD, terutama di judul-judul yang bisa dibilang lawas.
Apa Itu Modding?
Dalam dunia gaming, istilah modding merupakan bentuk kata kerja dari kata mod, yang merupakan singkatan dari modification atau modifikasi. Sesuai namanya, modding merujuk kepada upaya melakukan modifikasi atau perubahan kepada sesuatu, dalam hal ini permainan video. Modding sendiri lebih sering dilakukan kepada game-game yang dirilis di platform PC, meskipun ada juga yang berusaha melakukan modding untuk rilisan konsol.
Istilah mod dan patch sama-sama merujuk kepada perubahan yang dilakukan kepada sebuah game, bedanya hanya pada siapa yang melakukan perubahan. Modding adalah perubahan atau update yang dilakukan oleh pengguna atau pihak ketiga, sedangkan patch adalah perubahan perubahan atau update yang dilakukan oleh pihak pengembang.
Alasan gamer melakukan mod beragam. Beberapa modder melakukan peningkatan visual, ada modder yang memperbaiki sistem game (seperti pada kasus Nier: Automata versi PC), ada juga yang menambahkan konten baru ke dalam game. Konten ini bisa berupa kostum, senjata baru, atau peta baru seperti mod Defense of the Ancients untuk Warcraft 3.
Dalam hal batasan, tidak ada batasan yang benar-benar berarti untuk melakukan modifikasi. Selama modifikasi yang dilakukan tidak dibuat untuk menyerang kelompok tertentu atau mencurangi permainan (seperti aimbot untuk game-game FPS), kebanyakan pihak pengembang pun tidak memandang mod sebagai masalah. Malahan, beberapa pengembang mendukung komunitas membuat mod untuk game yang dirilis.
Modding dalam Call of Duty
Meskipun modding secara umum dipandang sebagai sesuatu yang biasa saja, tidak demikian dengan Activision. Pemilik IP seri Call of Duty ini melarang komunitas melakukan modifikasi apa pun terhadap judul-judul CoD, baik judul-judul kompetitif maupun single player. Larangan ini disebutkan dalam kebijakan keamanan yang di-posting di situs resmi Activision pada awal September 2023.
Ini bukan pertama kalinya Activision mengambil tindakan tegas terhadap modding dalam seri COD. Pada bulan Mei 2023 lalu, Activision memberikan Cease and Desist Order untuk dua proyek modifikasi COD, yaitu X Labs dan SM2.
X Labs adalah kelompok modder yang menawarkan game client dan server multiplayer yang sudah diberi peningkatan dari segi kualitas bermain dan keamanan server untuk judul-judul lawas dari seri Call of Duty, seperti Black Ops 3, Modern Warfare 2, dan Advanced Warfare. X Labs. Pada 22 Mei 2023, X Labs mengumunkan bahwa mereka menerima perintah cease and desist dari Activision dan memutuskan untuk menghentikan semua aktivitas modding yang berkaitan dengan COD.
Sementara itu, royek SM2 menginginkan peningkatan dari segi persenjataan, map, dan aspek-aspek lain agar penggemar bisa menikmati versi COD Modern Warfare 2 yang lebih baik. Sayangnya, pihak SM2 mengumumkan via Twitter bahwa mereka menerima “surat cinta” dari pihak Activision Publishing untuk menghentikan segala kegiatan modding yang berkaitan dengan COD.
Kasus penutupan X Labs dan SM2 cukup unik, mengingat di luar sana masih banyak mod untuk judul-judul lawas COD yang kelihatannya tidak menjadi masalah bagi pihak Activision. Saat ini, Plutonium Project adalah grup modder besar di komunitas COD yang kelihatannya lolos dari pengamatan tim legal Activision. Akan tetapi, pihak Plutonium sendiri mengakui bahwa mereka tidak benar-benar aman.
Kontribusi Komunitas Modding untuk Game Call of Duty
Aktivitas modding diklaim berkontribusi untuk menjaga suatu judul game tetap hidup. Komunitas modding seperti X Labs, SM2, dan Plutonium menjaga fanbase dari judul-judul lawas COD, seperti MW2, BO3, dan AW dengan merilis versi modifikasi dari judul-judul tersebut. Dengan cara ini, komunitas modding terus memberikan dukungan teknis untuk game yang mereka sayangi.
Pada awalnya, modding untuk game-game COD hanya terbatas kepada beberapa penggemar fanatik saja. Modifikasi yang dilakukan pun sebatas mengganti tampilan senjata atau model karakter saja. Aktivitas modding mulai mengalami peningkatan signifikan sejak pihak pengembang merilis modding tools untuk game-game dalam seri COD.
Dengan dirilisnya tools ini, aktivitas modding tidak lagi terbatas pada skin saja. Modder kini bisa membuat peta, senjata, hingga mode permainan sendiri. Dengan kata lain, pemain bisa mengekspresikan kreativitas mereka melalui mod yang mereka buat.
Penutup
Mod-mod yang dibuat oleh komunitas modding seperti X Labs, SM2, dan Plutonium secara tidak langsung menjaga fans untuk tidak serta merta meninggalkan game Call of Duty yang sudah cukup “berumur”. Tanpa komunitas modder, mungkin judul-judul COD dari masa-masa awal franchise ini sudah menjadi “kota mati” dan tidak dimainkan lagi.